Saturday, 15 March 2014

DAFTAR BIAYA KURSUS MENGEMUDI TIDAK EFEKTIF DENGAN JAM TERBANG

Ini posting ke dua saya nich, biar share and rate blognya naik, kutambahain lagi postingannya deh.. hee
Sebenernya waktu masih SMP alhamdulilah saya sudah belajar nyetir, tapi ya saya nggak serius, bukan karena mobilnya angkot ya hahaha... dulu sich belum kepikiran bisa keliling-bawa mobil itu asik. 

Baru setelah saya masuk salah satu perusahaan distribusi produk rokok sebagai outsourcing yang dimana dituntut bisa bawa kendaaraan, saya direkomend temen (DJ Deddy) agar bikin SIM dan bias bawa mobil.
Akhirnya karena keluarga dirumah nggak mungkin punya waktu ngajarin,  saya kursus pada salah satu tempat kursus mengemudi. Kisaran harganya kira-kira kisaran 750.000 hingga yang diatas satu juta (2012). Tergantung paket mana yang dipilh apa paket dasar, paket memperlancar atau paket mahir. Saya pilih paket memperlancar karena secara teori dulu waktu SMP sudah diajarin pake mobil angkot hehehe..
Akhirnya saya turun juga ke jalan, dengan 8 x pertemuan. Satu jamnya atau 1 x pertemuan = 30 menit, jadi delapan kali pertemuan = 240 menit atau kurang lebih 4 jam dalam beberapa hari.

Sebenernya kalo tidak dilanjutkan kursusnya ini kurang efektif, pasalnya 240 menit ini jam yang sangat kurang untuk mampu mengemudi dengan baik. Apalagi kalo tidak didukung dengan instruktur yang apik (ngajarin segalanya secara detil). Mulai dari ukuran pas posisi letak spion hingga ke hal-jal detil lainnya.
Saya yang lahir dari keluarga pengemudi (bapak dan kakak2ku pengemudi hehehe), merasakan perbedaaan yang sangat signifikan ketika diajarin dengan instruktur dibanding dengan keluarga. Instruktur umumnya hanya mengajari pengetahuna umum saja secara global, bagaimana mengerem, bagaimana memindahkan  transmisi dan sebagianya. Nah, kalo dikeluarga saya, saya diajarin lebih detil, misalnya dimana kendaaraan harus berhenti jika berpapasan di jalan sempit, bagaimana memberi kode sign (tidak hanya untuk belok kiri kanan saja fungsinya), bagaimana agar membunykan klakson di tiap tikungan, bagaimana memberi kode lampu di jalan agar pengendara lain memahami kita akan mengambil jalan duluan dan lain-lain.

Nah ketika saya mulai membawa kendaraan kantor bersama Dj Rusmin patners saya, justru disitulah saya merasakan pengajaran yang sebenernya yang mirip dengan apa yang diajarkan keluarga saya.
Jika dibuat perbandingan dengan kursus ditempat kursus yang ada:
1. lebih mahal kisaran 750.000,-
2. Jam terbang kurang dari 300 menit = 4 jam dari jam yang ditulis 1 jam pada kenyataannya cuma 30 menit.
3. Instruktur kadang tidak detil mengajari pada hal-hal yang kelihatan sepele namun sebenernya sangat penting (misal yang telah disebutkan diatas)
Berbeda dengan system full day (KLIK DISINI)
1. Lebih murah dibawah 750.000,-
2. Jam terbang Full day kurang lebih 8 jam
3. Instruktur yang apik dengan terus memberikan arahan dan pengetahuan yang harus dimiliki seorang pengemudi.

Sekarang tinggal diperimbangkan deh, pilih mana
For more Info - Cirebon dan Kota Tangerang only ya :
0878 2968 1624 ( di haruskan booking waktu dan janjian dahulu, karena unit mobilnya kadang di pake hehe)

Baca Juga:

Wednesday, 12 March 2014

HAL-HAL YANG TIDAK DIAJARKAN DITEMPAT KURSUS MENGEMUDI



Sudah hampir empat hari saya muter-muter jadi instruktur, dan kupikir cukup melelahkan, pasalnya saya sich nganjurin dan menolak untuk belajar langsung dijalan, kalo pemahaman dasar saja belum kenal, tapi karena yang belajar maksa, mesti saya ngalah deh (yang penting diluar tanggung jawab saya ) J 

Yang bikin capeknya itu, namanya baru belajar, perhitungannya belum matang yang penting mobil maju dan jalan itu yang bikin cape (cape perasaan pastinya hihihi…)


Beberpa hari ini saya kepikiran nulis pengalaman saya tersebut agar bisa jadi pelajaran bagi yang masih dan baru belajar, akhirnya nyempetin nulis hari ini, mood ku lagai bagus nym… nymm (meskipun bukan makanan)


Kendala yang umum dan banyak dijumpai adalah, memang beragam tapi beberapa kasus yang saya cermati banyak sekali orang yang ketika belajar mengemudi adalah ingin cepat bisa (Ini yang bahaya). Terus setelah bisa mereka merasa ‘sudah bisa’ ini lebih bahaya lagi (koq bahaya semua ya? nakut-nakutin nich ceritanya?... nggak lah simak dulu deh J )

Jadi, kalo di urutkan :

Mindset membawa kendaraan/nyetir yang penting jalan/maju dianggap sudah bisa (padahal ini belum apa-apa baru dasarnya aja) 
Ingin cepat bisa, karena ingin cepat bisa dan belum mampu mengukur kemampuan diri jadi melakukan hal yang sebenarnya belum boleh dilakukan misalnya, ke jalan yang ekstrim dengan tanjakan atau turunan tajam dengan medan berat. Kalo belum mampu ngukur kemampuan diri, itu tandanya belum bisa. 
Setelah bisa, para pemula pikir sudah bisa (padahal bisa tapi belum faham perhitungan yang matang, apalagi dikatagorikan pengalaman) Ini juga bahaya lagi hahaha….. kesannya ngeri ya.. wkwkwk bukan nakut-nakutin koq, tapi agar kita lebih berhati-hati. 

Kenapa saya mengurutkannya ?.. Disinilah pentingnya, kita harus faham betul bahwa:


Membawa kendaraan itu tidak hanya maju jalan karena bukan PBB (Peraturan Baris Berbaris) ya, kita harus bisa ngukur kesalamatan kita dan orang lain. Umpamanya, di belakang ada kendaraan yang akan mendahului sedangkan didepan ada kendaraan dari arah yang beralwanan, kalo kita pengemudi yang baik, minimal kita kasih kode dengan tangan (itu kalo mobil non ac dengan jendela baisa terbuka) atau kalo ac saya biasa kasih lampu sign. Agar jangan sampe pengendara dibelakang kita maksa mendahului padahal itu akan membahayakan dirinya. Baik kan saya ?... 

Karena keinginan yang terlalu besar, ingin cepet bisa akhirnya berinisiatif membawa kendaraan sesering mungkin (meskipun tanpa intruktur atau yang lebih berpengalaman) padahal kondisi jalan dan keramaian jalan itu sangat berpengaruh. Mungkin saja kita ketika belajar mampu mengendalikan mobil dengan baik dijalan (karena tidak begitu ramai) tapi ketika jalan ramai yang membutuhkan kesigapan dan akurasi pengemudi pemula akan kesulitan 

Dari kedua point diatas sebenernya kita mengarah pada satu hal yaitu pengalaman dan pemahaman (saya lebih suka menyebutnya “perhitungan”) . Disnilah tahap sebenernya dari mengemudi (yang tentu tidak asal jalan), harus paham rambu, etika, paham berbagai medan jalan, dan tahu cara yang tepat ketika menghadapi situasi tertentu = ‘perhitungan tepat’ . Misalnya, karena jalan sempit dan kebetulan didepan ada pengendara lain dari arah arah berlawanan, kalo kita mau maju duluan kasih kode lampu (menggunakan lampu shoot/tembak yang dikedip-kedipkan). Biasanya pengemudi senior akan mengerti dia akan menghenkan, mengurangi kecepatannya kendaraannya. Jika sebaliknya tentu kita harus bisa memperkirakan dimana kendaraan kita akan berhenti, di tempat yang bisa dilalui keduanya tanpa harus bertubrukan. Kalo nggak ngerti biasanya maen nyelonong aja tuh . 

Nah, dibawah ini beberapa hal yang perlu diketahui sebagai pengemudi pemula :

Paham medan, jalan memiliki tekstur dan kontur yang berbeda juga kepadatan dan keramaian yang berbeda, juga sempit dan lebaranya. Jika belum paham ini ada baiknya tidak mengemudi jika tidak ditemani yang lebih berpengalaman. 

Dalam kondisi di tanjakan dan baru akan menjalankan kendaraan, bagi pemula yang belum paham memainkan gas dan kopling akan mundur sebelum daya dorong/maju lebih kuat, ini jangan sampai terjadi karena bisa mengakibatkan kepanikan kalo tidak hati-hati. Caranya agar tidak mundur ada dua cara : yaitu dengan memanfaatkan handbrake (rem tangan) berbarngan dengan majunya kendaraan lepaskan hand brake-nya, cara yang digunakan para senior adalah biasanya setelah perseneling masuk dan masih menginjak rem pedal, kopling sudah diangkat setengah, jadi ketika gas ditekan daya dorong kendaraan yang seimbang tidak mengakibatkan mobil mundur dulu. Kalopun mundur hanya sepersekian detik waktunya yakni perpindahan kaki dari rem ke gas. 

Biasakan sebelum mengemudi pastikan spion dalam posisinya. 

Biasakan sebelum mobil berjalan ( starter ) rem dan kopling diinjak (pengemudi senior biasanya selalu melakukan ini) 

Dalam posisi parkir di jalan yang sempit, perhatikan betul kondisi medannya. Jika parkir dengan cara berbelok kearah kanan, ada baiknya mengambil jalan agak ke kanan maksudnya agar ketika stir dibanting terlalu full kearah kanan untuk memutar balikan kendaraan tidak mentok ke batas jalan (bagian roda depan kepala kendaraannya, dalam posisi mundurnya) - ngalamin tuh kemarin hihi.. usahakan tidak membanting full stir jika tidak dibutuhkan ! Karena kadang kita lupa atau tidak tahu (karena tidak Nampak di spion) ada batas jalan yang tinggi di sebelah kanan, karena itu kenapa harus agak ngambil kearah kiri jalan. Demikian sebaliknya jika parkir dengan berbelok kearah kiri. (BACA TEHNIK PARKIR DISINI)

Biasakan klakson sebelum berbelok atau di jalan yang sekiranya jika dari arah berlawan ada kendaraan tidak bisa melihat kita. Gunakan dengan kedipan lampu tembak jika malam hari. 

Jika melaju di jalan tol jangan terlalu cepat ya, karena sensitifitas stir/kemudi akan sangat tinggi sedikit goyangan kecil saja kendaraaan akan bergerak, jadi ketika akan mendahului jangan membanting stir sekaligus. 
Selalu gunakan lampu sign dalam kondisi tertentu, seperti menyalip, memberi kode (baik kode akan mendahului, berbelok, atau kode jika didepan ada kendaraan atau benda lain agar kendaraan di belakang kita berhati-hati) 

Mampu membaca dan memperkirakan apa yang akan dilakukan kendaraan lain, pejalan kaki, di depan kita. Guru driving saya DJ Rusmin Nuryadie (orang Djarum Cirebon) hihihi… bilang, jarak 20 -30 meter kita harus sudah bisa baca pergerakan mereka. Awalnya sich karena dia tukang kelakar saya nggak terlalu percaya tapi setelah diingat-ingat bapak saya juga pernah bilang gitu. 

Nah bapak saya juga perna bilang, kita harus bisa ngukur kecepatan mobil, sekiranya kita akan masuk dan berbeblok ke jalan raya, kita harus bisa ngukur kecepatan kendaraan yang berlalu lalang, apakah kecepatan sedang, tinggi, atau rendah. Hal ini berguna agar kita tidak ragu ketika akan masuk ke jalan raya yang notabene banyak kendaraan yang berlalu lalang. Kapan memutuskan masuk dan kapan tidak. 


Yang ini kata DJ Rusmin lagi, ketika melewati rel kereta yang tidak berpalang pintu, perhatikan lampunya jika merah berarti ada kereta dalam jarak yang dekat. Liat kiri kanan dulu. 

Kalo yang satu ini saya ngobrol sama sopir angkot, jika kendaraan dalam kecepatan tinggi dan pecan ban depan, jangan sekali-kali injak rem dadakan / rem pakem akan mengakibatkan kendaraan terguling. Harusnya diinjak tapi perlahan lahan hingga kendaraan berhenti. 

Ketika kendaraan tinggi dan akan berhenti biasanya kendaraan akan menyisakan daya dorongnya sehingga kendaraan tidak langsung berhenti, agar bisa segera berhenti bantu dengan memindahkan gigi ke gigi rendah misal dari 5 ke 4 ke 3 ke 2 trus ke 1. Alhamdulillah saya juga belum ngalamin sich tapi kemarin saya cerita teori ini waktu jadi instruktur. 

Sementara pointnya itu dulu, nanti berdasarkan pengamatan dan pengalaman di update lagi ya, inga..inga… ‘ilmu itu datangnya tidak bisa sekaligus’ butuh proses kecuali ilmu laduni (nggak pernah belajar tapi bisa), dan pesan terakhir dari saya adalah :

“Untuk ukuran bisa mengendarai, itu jelas gampang, hitungan jam atau hari bisa langsung bisa. Hanya saja masalahnya adalah membawa kendaraan itu memeiliki resiko yang besar tidak hanya bagi diri sendiri melainkan bagi orang lain, entah pejalan kaki atau kendaraan lain yang sudah tentu ada disetiap jalan (kecuali belajarnya di dasar laut wkwkwkw J …. So bagi pemula tanamkan di mindset kita, saya masih belum pengalaman, jadi harus banyak belajar lebih giat lagi …ya meskipun mirip motifasi bu guru di raport kelas wkwkwkw “ insyaAllah its work, dulu saya juga gitu saat belajar.

:) WKWKWKW Klik aja



081224144439

Baca juga : SEWA MOBIL CIREBON
                  SELINTAS TENTANG LUXIO