Friday, 25 March 2016

TRAVEL WISATA CIREBON PANGANDARAN - JANGAN LWATI JALUR INI JIKA MALAM HARI



Perjalanan wisata kali ini ke Pantai Pangandaran Jawa Barat, membawa satu keluarga dari daerah Susukan Cirebon. Awalnya bookingan jadwal ke Cadas Gantung Kuningan Jawa Barat. Namun mendadak setelah saya menjemput ke lokasi tujuan penjemputan, minta jadwal di rubah ke Pangandaran (karena sudah langganan sayapun tidak mempersoalkannya, karena yang bersangkutanpun setuju dengan waktu sewa kendaraan yang diperpanjang menjadi 24 jam dari yang awalnya 12 jam.
Perjalanan dimulai dari rute Cirebon – Kuningan – Kawal (kab. Ciamis) – Ciamis – Banjar – Banjarsari – Pangandaran.
Tidak ada hambatan berarti kecuali bagi sebagai penumpang yang mengalami mabuk kendaraan karena memang jalan yang berliku, dengan tanjakan dan turunan yang meskipun tidak ekstrim. Berangkat pukul 10.00 an  sampai di Pangandaran sekitar pukul 16.00. dengan dua kali istirahat.
Sampai disana tujuannya ada sunset (matahari tenggelam) di pantai barat Pangandaran ( ada pantai barat ada pantai timur). Silahkan buka google map untuk mengetahui lokasinya.

Tiket Masuk

Tiket masuk ke Pangandaran 1 mobil (luxio) kami hanya dikenakan Rp 36.000 dan tiket parkir ketika pulang ada Rp 10.000. Banyak yang menawari hotel atau rumah untuk bermalam harga variatif sekitar 250-500 ribuan tergantung fasilitasnya. Ada yang menawarkan ber Ac, 3 kamar, 1 rumah full (maksudnya bukan hotel) dan lain lain.
Karena rencana kami memang PP (pulang pergi) dan tidak menginap. kami tidak booking tempat istirahat disana.

Wahana

Karen disana pantai tentu wahana yang ada adalah air laut. Ada kuda yang siap ngajak kamu jalan-jalan disekitar pantai dengan tarif Rp.25.000. Salah satu kuda yang saya naiki namanya Putri Kinanti katanya. Kenapa ya namanya bukan Dian Sastro atau apa gitu nama artis wkwk.. ini dia penampakan kudanya (Gambar) :



Beberapa orang bermain selancar / papan selancar. Entah apakah itu lifeguard atau penduduk setempat atau memang yang sedang liburan karena disana ada larangan berenang.  Saaya tidak berfikir untuk berenang karena mamang tidak bisa berenang (sebenranya bisa mungkin bisa kalo gaya batu wkwkwk..) Nih larangannya (gambar) :



Saya juga tidak berfikir untuk mandi, selain karena sedang masuk angin dan migren ( swear deh ini bukan ngeles karena takut air dan kebiasaan dirumah jarang mandi ….) ada lifeguard atau penjaga pantai yang memberikan pengumuman untuk tidak mandi karena arus sedang pasang dan besar.
Saya tidak begitu menyimak apa yang di umumkan tersebut namum kurang lebih seperti itu, saya sibuk dengan camera jepret sana jepret sini (untuk promosi travel wisata saya tentunya).

Sekitar pukul 18.00 WIB karena salah satu keluarga ada yang harus segera pulang mengingat ada keluarga yang akan daatang dari Kalimantan . Kamipun berbicara tetang rute perjalanan mengingat dari tadi rute di pandu GPS. Salah satu anggota keluarga yang ikut, meminta untuk tidak melalui rute yang awal yakni lewat Ciamis –Kuningan –Cirebon. Melainkan lewat Jawa Tengah. Yah sayapun lihat di ponselnya ke arah mana rutenya  bisa ditarik lurus dari Pangandaran menuju Cirebon terlihat lebih dekat dengan track yang lurus. Namun dari sinilah awal perjalanan ektrem selama kurang lebih separuh malam.

Awalnya saya dikomando disetiap persimpangan, apakah benar jalur rute yang ditempuh, apakah belok kiri atau belok kanan, sampai kemudian kami berbelok kearah dimana tertulis ‘Jalur Alternatif Brebes’. Dan…. Jreng.. jreng… (ilustrasi musiknya agak serem kalo di film) wah koq tanjakannya ekstrim ya?.. saya pun mengacuhkan toh mobil luxio yang saya bawa masih kuat dengan tanjakan itu terlebih diawal saat itu memang jalannya cukup mulus meskipun nanjak ekstrem bro..

Terus saya pacu mobil luxio dengan penuh hati-hati dan sesekali saya matikan AC (Ac yang menyala ketika dalam tanjakan akan berpengaruh pada tenaga mesin). Lama kelamaan jalanan menanjak dan berliku tidak kunjung berakhir, makin lama jalanan makin tidak bagus, sempit dikiri kanan hutan belantara, nyaris tidak ada kendaraan lain yang lewat sana (bisa dihitung jari berapa kali berpapasan dengan mobil atau sepeda motor kurang lebih hanya 3-4 kali an. Hhh….. mental saya dan tentu penumpang mulai ciut, beberapa kali saya tanyakan soal rutenya benar tidak, benar katanya. Oke saya pun lanjut pacu dengan tetap hati-hati menjaga kecepatan karena banyak tikungan tajam.
2-3 jam berlalu medan masih seperti itu, bahkan makin sulit dan berbatu ditambah menanjak, saat itu sebagian tertidur termasuk sang Navigator (penunjuk jalan) yang dari tadi menunjukan arah atau rute yang kami lalui. Feeling saya mulai ragu dan menyuruh membangunkan sang pemegang GPS. Dan apa…

Nyata… kita salah jalan. Posisinya kendaraan saat itu adalah menuju jalan buntu. Wowwww… great. Tapi selalu ada pertolongan Tuhan, tempat dimana kita berhenti ada beberap rumah. Salah satu dari kami turun untuk menanyakn rute yang benar sambil dibantu GPS yang hilang muncul signal 3G nya. Oh God… akhirnya kami turun gunung mencari rute yang benar. Sambil setiap ada warga yang kebetulan sedang ada dipinggir jalan kami bertanya rute. Saya mulai tidak percaya dengan GPS. Yah.. meskipun GPS tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena dia (GPS) nggak mungkin ngomong tho kalo itu jalannan ekstrim ( ini harus menjadi PR bagi tim GPS (google map dalam hal ini) agar ada semacam advise atau anjuran tentang medan jalan disetiap jalan, nyok kita semua juga berpartisipasi ke tim GPS untuk melaporkan setiap medan jalan terutama yang extreme, saya menggunakan google earth dan sudah mengirimkan feedback soal jalan yang saya lalui ini)

Penumpang mulai saling menyalahkan satu sama lain. Mungkin Cuma saya saja seorang diri yang tetap cool dan menasehati agar tidak bertengkar. Tahu kenapa?.. karena tentu dalam kondisi seperti itu setan ingini kita bertengkar tho?.. agar kondisi  semakin parah, yah begitulah kalo Negara Api menyerang, semua jadi kacau saat negara api menyerang ! untung saya Avatar jadi nggak kejebak wkwkw. Saya bilang kita masih punya Tuhan, sambil berdoa kita cari jalan dan nggak mungkin kita nggak ketemu jalan yang benar. Toh jika sampe tidak ketemu jalan kita nunggu siang itung2 camping di negeri antah berantah (itu yang ada dipikiran saya) yang tentu saja penumpang yang sudah langganan ke saya ini tidak berfikir demikian karena saya merasakan kepanikan mereka saat itu).

Setelah itu… kami masih berdebat soal rute apakah ikut GPS atau ikut anjuran orang atau penduduk sekitar yang tadi sempat kami temui. Saya pribadi sebenarnya lebih percaya kepada penduduk yang tadi ditanya, namun sang pemegang GPS berkata lain. Kami didalam mobil terpecah menjadi 2 pendapat. Setelah saya mengutarakan bahwa saya netral ikut GPS atau kata penduduk sama saja. Akhirnya diputuskan untuk ikut GPS. Lalu.. apa yang terjadi?... GPS lowbat dan mati… wkwkwkwkwk… sebuah hal yang tidak kami duga sebelumnya. Padahal hampir yang ikut kesana menggunakan android yang dilengkapi GPS.

Yang lebih parah anak terkecil yang entah siapa namanya usia SD sepertinya, mulai panas demam badannya. Duh .. didalam hati kami terus berdoa sepanjang perjalanan gelap gulita dan ekstrim itu. Ditengah kondisi itu, saya salah mengambil belokan yang mengakibatkan jika diteruskan akan kembali ke jalur awal, dan  ironisnya itu di tanjakan ekstrim, kesalahan saya adalah tidak memundurkan mobil saja karena nanjak belum terlalu jauh meskipun dibelakang ada mobil (padahal sepanjang perjalanan dari tadi tidak ada mobil) sepertinya masuk kalo posisi mobil dibelakang mengambil lajur jalan agak ke kanan.

Namun entah karena situasi dan kondisi saya malah memmasukan mobil ke salah satu pelataran rumah yang entah rumah siapa di derah terpencil seperti itu. Akhirnya saya harus memarkikan mobil untuk putar balik. Disini kejadian menakutkan nyaris terjadi, karena jalanan nanjak, licin dan sempit saya harus menyuruh keluar semua penumpang untuk berjaga kalo-kalo mobil miring dan kemudian jatuh miring ke aspal yang kala itu posisinya melintang di jalan yang menanjak. Oh Tuhan… disinilah saya panik dan memelas kepada Yang Maha Baik, selamatkanlah kami.  Saya memberi perintah dengan sedikit menggertak agar  semuanya turun dari mobil, yang laki-laki berjaga di sebelah kanan sambil barangkali mobil tergelincir. Dan….. setelah maju mundur beberapa kali akhirnya selamatlah kami semua dari peristiwa manakutkan itu…Hhh.. Alhamdulillah yach sesuatu.. gitu mungkin kalo kata Syahrini.

Lanjut perjalanan… kami masih berdebat soal jalur dan rute ditengah GPS yang mati. Saya mengusulkan untuk segara mencari jalan raya atau jalan utama sekalipun itu jauh memutar. Opsinya saat itu adalah lewat Bumiayu. Semenatara pendapat kedua ikut anjuran penduduk sekitar yang tadi kami bertanya-tanya disepanjang perjalanan. Dan di putuskan untuk memutar arah via Bumiayu mencari jalan raya.

Belum berakhir perjalanan ektrim itu, kami masih harus tetap bergerilya menembus hutan-hutan lebat dengan tulisan disepanjang jalan yang bikin ciut karena tertulis disana ‘daerah rawan longsor’ Oh Tuhan… masih berkelok-kelok berliku dan menanjak meskipun sudah tidak se –ekstrim yang sudah-sudah.
Sedikit demi sedikit kami mulai menemukan pemukiman padat dikiri kanan. Sambil tiap ada orang dipinggir jalan kami berhenti dan menanyakan arah. Dan….. teret tet tet tet teeeeeeeeettttt…. Akhirnya sampai juga dijalan raya (jalan utama) yang mengarahkan kearah jalur alternative Cirebon, hingga tembus di Tol Kanci Pejagan. Hampir 10 jam kami diperjalanan ala adventure.. yang sebenarnya jika dilakukan siang hari tentu akan berbeda. Hanya karena malam, tentu suasana menjadi mencekam.. namun tetep saya tidak pernah menganjurkan jalur alternative tersebut apalagi jika :

1.       Kendaraan tidak prima
2.       Kondisi malam apalagi musim hujan seperti sekarang.
3.       Kamu sendirian di mobil / motor
4.       Kamu bukan Super Hero
5.    Kamu bukan orang yang hobby mendaki gunung (karena kemungkinan kamu cengeng wkwkwkw, dulu saya nyasar di gunung cuma berdua jadi udah bersahabat dengan kondisi belantara, nggak pernah mikir gimana kalo ada hantu atau jin, mereka saya kasih ampao juga pasti pergi deh, pdahal itu amplop kosong, tapi khan memang mereka gampang di sogok karena itu sudah jadi karakter mereka wkwkwkwkwk)

Travel Wisata Dari Cirebon Tujuan (Kemana Kau Suka aja..)  
0878 2968 1624

Garasi : Lihat Google Map : Durajaya City Travel

Bagi yang ciut pergi ke Pangandaran ada opsi lain wkwkkw..

Mudik tanpa takut Virus Corona Covid-19, Sewa mobil aja!